Setelah sekian lama mendambakan bisa mengunjungi Taman Nasional (TN) Baluran, akhirnya bisa terwujud. Horeeee... pas banget nih ada open trip 3 hari 2 malam untuk mengunjungi TN Baluran, Kawah Ijen, TN Merubetiri, Teluk Hijau (Green Bay) dan Pulau Merah (Red Island). gak pake mikir lama saya langsung daftar. Beruntungnya Jawa Timur memiliki banyak wisata alam yang menarik untuk di kunjungi. saya sangat tergoda untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut setelah membaca ulasan dan melihat liputannya di tv. sekarang saatnya untuk menyaksikan sendiri.......... Wow, bakalan seru nih, i'm so excited about it. TN Baluran terletak di Ujung Timur Kabupaten Situbondo masuk dalam wilayah Kecamatan Banyuputih. Obyek wisata ini mudah dicapai mengingat lokasinya yang berada tepat dipinggir Jalan Raya menuju Banyuwangi. Gugusan pantai dari sisi timur hingga utara membentang menjadi batas kawasan TN Baluran. Taman Nasional ini merupakan konservasi suaka flora & fauna. kita dapat menikmati padang rumput dan hutan, serta melihat sejumlah hewan yang dilindungi, seperti Banteng, kerbau liar, rusa dan Merak. banyak orang menyebut TN Baluran sebagai miniatur hutan indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di sini seperti hutan pantai, hutan mangrove dan rawa asin, hutan payau, padang rumput savana, hutan hujan pegunungan, hutan musim, padang lamun dan gugusan terumbu karang. 7 jam perjalanan dari bandara udara Juanda, Surabaya cukup melelahkan apalagi cuaca panas terik. namun begitu tiba di pos Savana Bekol dan melihat keindahan pemandangannya, rasa lelah itu berganti menjadi semangat. Savana Bekol sebagai salah satu obyek wisata andalan TN Baluran, memiliki luas + 300 Ha dari total 10.000 Ha luas savana di TN Baluran dan merupakan satu-satunya savana terluas di pulau jawa. dengan latar belakang Gunung Baluran menjadikan kita serasa berada di Afrika. gak seru rasanya kalo datang kesini tanpa naik ke menara pandang yang terletak di atas bukit, tepat di belakang pos bekol. dari sini kita bisa melihat panorama savana yang luas dengan beraneka ragam hewannya. beruntung sore itu saya bisa melihat kawanan banteng. Perjalanan kami lanjutkan ke pantai Bama yang berjarak + 3 km dari Savana Bekol. pantai ini di keliliingi oleh hutan mangrove sebagai habitat berbagai jenis burung dan satwa primata. di sebelah selatan pantai kita dapat menyusuri mangrove trail. saya takjub sekali melihat mangrove (pohon bakau) yang besar-besar dan kokoh ini. Waktu cepat berlalu hingga tak terasa senja pun telah tiba. perjalanan di lanjutkan lagi menuju Ijen dan beristirahat di Arabica homestay yang berada di desa Sempol, Bondowoso. penginapan ini dimiliki dan di kelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). kalau mau menginap disini bisa booking online melalui http://agroijen.com/reservasi_jampit/index.php Sekitar jam 2 subuh, kami check out dari penginapan lalu menuju Paltuding untuk mengurus izin pendakian. tak lama kemudian kami mulai mendaki sambil menyaksikan taburan berjuta bintang di langit. Subhanallah, indahnya tiada terlukiskan dengan kata-kata, i won't forget it. jalan mendaki yang cukup terjal membuat saya ngos-ngos an dan berkeringat, padahal udaranya dingin sekali. namun dorongan semangat untuk melihat api biru yang langka itu membuat saya mengacuhkan rasa capek. setelah hampir 2 jam mendaki akhirnya kami tiba di puncak gunung ijen. Alhamdulillah bisa juga melihat semburan api biru dari kawah gunung ijen. mengingat keterbatasan waktu dan menjaga keselematan, tour leader tidak mengizinkan kami untuk turun mendekati kawah. tak apa-apalah, saya sudah senang dapat melihat api biru gunung ijen meskipun agak jauh dari sumbernya. Tiupan angin dingin di puncak gunung ijen merasuk sampai ke tulang, namun kami masih ingin tetap disini hingga matahari terbit. untuk menghindari tiupan angin dingin, kami berlindung di balik parit-parit yang ada di lereng bukit, lumayanlah untuk mengurangi dinginnya. Mentari pagi telah datang menyinari bumi sehingga kami dapat melihat kawah gunung ijen yang berwarna tosca dihiasi kepulan asap putih kekuning-kuningan dari belerang. Subhanallah...... indahnya ciptaan Allah SWT. _Kehidupan di puncak gunung ijen mulai terlihat. ada banyak pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri yang menikmati pemandangan ini, sementara itu penambang belerang juga banyak yang hilir mudik memanggul bongkahan belerang dari kawah. Saya sedih melihat kehidupan penambang belerang tradisional ini, mereka harus memanggul berpuluh-puluh kilogram bongkahan belerang melewati jalanan yang terjal dan hanya di bayar dengan harga murah. sementara ada banyak pengunjung yang datang ke sini untuk bersenang-senang dengan alam. tidakkah ada perhatian dari pemerintah setempat untuk memberdayakan mereka dalam eco tourism ini? sehingga mereka juga bisa merasakan manfaat ekonomi nya. ada beberapa penambang yang berusaha kreatif dengan membuat hiasan-hiasan dari belerang dan menjualnya kepada pengunjung. harga yang di tawarkan sangat murah mulai dari Rp. 2.500 puas sudah berada di puncak gunung ijen dan kami harus segera turun ke pos paltuding. setelah selesai sarapan pagi di Paltuding, Ijen kami langsung menuju Rajegwesi. tak berapa lama setelah mobil ELF melaju, saya pun langsung tertidur hehehe.... maklum tadi malam hanya tidur 2 jam an. menjelang tengah hari kami tiba Rajegwesi dan berganti dengan mobil jeep 4WD. tak lama kemudian kami tiba di Sekretariat Masyarakat Ekowisata Rajegwesi (MER) yang berada di Jl. Raya Sukamade, Rajegwesi, Desa Sarongan, Kec. Pesanggaran. menurut ketua MER, masyarakat disini membuat program model desa konservasi dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam eco wisata dan meningkatkan pendapatan ekonomi. dengan adanya program ini masyarakat yang dulunya suka mengambil hasil hutan secara ilegal mulai meninggalkan kegiatan tersebut. setelah selesai makan siang kami melanjutkan perjalanan ke teluk hijau (green bay). ada 2 cara untuk bisa sampai di teluk hijau, yaitu naik perahu + 15 menit atau berjalan kaki + 1 jam melewati bukit. dari atas perahu kecil ini kita bisa menikmati pemandangan indah teluk hijau, dinding karang yang kokoh di hantam ombak terlihat sangat mempesona. Subhanallah.... air laut yang jernih berwarna hijau tosca berpadu dengan hamparan pasir putih yang begitu halus membuat kita terhipnotis akan kecantikannya. teluk hijau terletak di bagian selatan desa Sarongan, Kec. Pesanggaran, Banyuwangi. termasuk dalam kawasan TN. Meru Betiri Kami tiba diwaktu yang tepat untuk melepas tukik-tukik di Pantai Sukamade dan menikmati matahari tenggelam. Alhamdulillah bisa tidur nyenyak dan memulihkan tenaga kembali. saatnya mandi pagi dan setelah itu menikmati sarapan yang disediakan pemilik homestay. suasana pedesaan yang asri ini sangat berkesan bagi saya, ingin rasanya tinggal lebih lama lagi namun kami harus melanjutkan perjalanan. masih menggunakan mobil jeep 4 WD, perjanan ke Pulau Merah. dalam perjalanan menuju pulau merah, kami singgah sejenak di Pantai Sungapan. pantai berpasir coklat yang lembut di dominasi vegetasi Pandan Laut (pandanus odoratissimus) dan di ujung timur terdapat estuari/muara yang sangat indah. Pulau Merah memiliki ciri khas unik yaitu berupa bukit kecil di tepi pantai dengan tanah berwarna merah dan di tutupi vegetasi hijau. ketika air surut kita dapat berjalan kaki ke pulau ini.
selain itu pulau merah juga menyajikan hamparan pasir putih kecoklatan sepanjang + 3 km. pantai yang bersih dengan ombak besar yang menjadi favorit para peselancar dunia.
1 Comment
Memanfaatkan libur tgl 29 -31 maret 2013, saya dan teman-teman akan berkenalan dengan Pulau Sangiang dan Curug Gendang. Liburan murah meriah, naik bus dari terminal Pulo Gadung ke Serang lalu di lanjutkan dengan menyewa angkot hingga ke Anyer. tujuan kami adalah ke Curug Gendang.
Curug Gendang adalah sebuah obyek wisata alam air terjun. terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. berada di dalam Taman Wisata Alam (TWA) Carita yang memiliki luas 95 ha. sesuai dengan SK Mentan No. 440/KPTS/UM/7/1978 tanggal 15 Juli 1978. Curug Gendang mempunyai luas sekitar 10 meter persegi dengan kedalaman air 13 meter dan tinggi air terjun nya mencapai 7 meter. memang gak mudah sih untuk menemukan air terjun ini karna kita harus berjalan kaki dari tempat parkir sejauh lebih kurang 30 menit melewati jalan setapak yang berliku dan cukup licin. vegetasi hutan yang asri menciptakan suasana alam yang tenang dan menyejukkan. Berawal dari ajakan seorang teman untuk mengunjungi Museum Taman Prasasti di hari sabtu, saya pun mengajak teman yang lain untuk ikut bergabung. kalo rame-rame kan jadi lebih seru. Museum Taman Prasasti terletak di Jl. Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. sesuai dengan Perda No. 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, setiap pengunjung Museum Taman Prasasti wajib membayar tiket masuk. I. Perorangan
II. Rombongan (min. 20 orang)
III. Pemotretan & Shooting Film
setelah membayar retribusi masuk, saya sedikit heran, koq gak ada bangunan tempat biasanya koleksi museum di pamerkan. ooohhhhh ternyata begini toh museumnya, berada di lapangan terbuka dan di hiasi taman-taman pemakaman. koleksi museum Taman Prasasti berupa patung-patung cantik khas Eropa, prasasti dari zaman Belanda dan ada juga batu nisan. Museum Taman Prasasti merupakan salah satu taman pemakaman umum tertua di dunia. Museum dengan nuansa pemakaman Eropa ini sebelumnya juga dikenal dengan nama Kebon Jahe Kober yang telah dimanfaatkan sejak 1795. kondisi di sekitar museum ini agak sepi, suasananya juga sedikit menyeramkan. kunjungan singkat ke Museum Taman Prasasti ini telah menambah banyak pengetahuan saya dan menjadi pengalaman baru yang berkesan, mengingat selama ini kunjungan ke museum selalu berada di dalam ruangan. kali ini berasa pulang ziarah makam hehehehehehe........... selanjutkan kami akan mengunjungi Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua, Jakarta. setelah selesai shalat Zuhr di Mushola Museum Bank Indonesia, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Alam (TWA)Angke Kapuk. tak mudah untuk menemukan pintu masuk TWA, karena berada di dekat komplek perumahan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. sopir taksi yang kami tumpangi juga belum tahu tempat ini dan kami pun sempat nyasar. setelah tanya-tanya dengan orang di sekitar, akhirnya sampai juga. di pintu gerbang ada penjaga loket tiket masuk yang menjelaskan ketentuan yang berlaku di TWA Angke Kapuk. bagi pengunjung yang membawa kamera DSLR akan di kenakan biaya tambahan sebesar Rp.500.000,- setelah melewati pintu gerbang, di sebelah kiri jalan, ada sebuah Masjid yang sangat asri, terbuat dari kayu dan memiliki arsitektur mirip pendopo dengan atap bertumpuk. namanya Masjid Al Hikmah. ada banyak penginapan yang di sediakan di sini jakartamangrove-resort.com/penginapan/ bagi pecinta foto, tempat ini sangat fotogenik. Hutan Bakau/Mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan di pengaruhi oleh pasang surut air laut. salah satu fungsi utama hutan bakau adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang laut. saya memberanikan diri naik ke atas menara pandang. awalnya sih seru aja ya, tapi begitu sampai di atas kaki mulai gemetaran, di tambah lagi tiupan angin yang cukup kencang membuat saya makin lemas. tangan mulai keringat dingin tapi saya masih ingin memotret pemandangan yang tersaji indah di depan mata. iPhone saya pegang erat-erat, mencoba untuk fokus dan Alhamdulillah bisa juga dapat foto yang bagus.
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|