Kali ini saya ikut Open Trip yang di adakan oleh Aank dan teman-temannya. Peserta awal, saya dan teman-teman yang biasa jalan ke gunung, tapi seiring waktu makin banyak yang ingin ikutan. akhirnya rombongan kami berjumlah 28 orang. Perjalanan dimulai tanggal 2 Desember 2016, meeting point di pom bensin Slipi. biar lebih seru lagi, perjalanan ke Garut ditempuh menggunakan truk tronton. Jam 11 malam, kami mulai beranjak meninggalkan kota Jakarata menuju desa Sukawangi, kecamatan Tarogong Kaler, kabupaten Garut, Jawa Barat. Alhamdulillah, jam 3 pagi kami tiba dengan selamat di basecamp lalu istirahat di warung sembari menanti waktu shalat Subuh. setelah selesai shalat Subuh dan sarapan pagi, jam 5.30 pagi kami memulai pendakian menuju gunung Guntur. saya berjalan mengikuti langkah kaki teman-teman yang telah lebih dahulu bergerak. trek awal masih datar, melewati jalan aspal lalu berganti tanah berbatu dan beberapa waktu kemudian mulai menanjak. menatap ke depan, terlihat gunung Guntur menjulang tinggi berdiri kokoh, di sebelah kiri juga terlihat gunung Cikuray yang sedang diselimuti kabut putih. udara segar pegunungan mengisi dan membersihkan paru-paru di setiap tarikan dan hembusan nafas. cuaca pagi ini sangat bersahabat, langit biru di hiasi awan putih dan sinar mentari pagi mulai terasa menghangatkan badan 1 jam berlalu dan trek yang di lalui mulai terasa berat. tanah bercampur batu dan kerikil di jalur yang menanjak lumayan menyulitkan kami. setelah melalui trek menanjak, berliku dan kehilangan arah, jam 8 kami sampai juga di pos 2. disini kita bisa menemukan air sungai yang jernih dan menyegarkan. pada saat kami datang, belum ada penjual makanan, jadi kami hanya istirahat sejenak menurunkan keril dari punggung dan menikmati kesejukan air sembari berfoto-foto ria. perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 sangat menguras tenaga. tanjakan yang curam dan melewati batu-batu besar membuat saya kelelahan, namun setiap kali melihat pemandangan yang ada di belakang, rasanya tak pernah cukup kata untuk menunjukkan betapa indahnya ciptaan sang Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di pos 3 (Pamulanga) setelah mendaki selama 4 jam. kami berhenti sejenak di pos lalu menuju tenda yang telah di siapkan oleh teman-teman yang berangkat lebih awal. Kami istirahat sejenak di tenda dan menikmati cemilan. panas terik matahari membuat saya kurang nyaman di dalam tenda lalu beranjak keluar menikmati pemandangan. kalau begitu lebih baik saya bantu teman-teman yang akan menyiapkan makan siang. saya kebagian tugas menggoreng kerupuk dan tempe. menu makan siang hari ini adalah nasi + sayur sop + ikan asin + tempe + kerupuk. Alhamdulillah nikmat............. Sekitar jam 03.30 kami bersiap memulai summit. saya mengenakan jaket untuk menghangatkan tubuh dari semilir angin dingin. keril kami tinggalkan di tenda dengan penjagaan dari beberapa teman. saya membawa dry bag dengan isi: air minum, cemilan, kamera DSLR, goPro, iPhone, jas hujan, mukena dan sajadah. kami berjalan menuju puncak dengan diterangi headlamp dari masing-masing pendaki. trek pendakian sudah terlihat jelas dari kemarin siang. sangat sedikit pohon pelindung dan treknya berupa tanah berbatu yang mudah longsor, sehingga di sarankan untuk berpijak pada tanah yang ada rumput. tidak ada trek yang jelas, kita bisa memilih sendiri jalan yang akan dilalui yang penting tetap hati-hati agar tidak terpeleset dan jatuh. Suasana di sekitar masih gelap, saya hanya melihat lampu-lampu para pendaki yang telah jauh di atas. Saya berusaha menyemangati diri sendiri dan tidak menyerah meskipun detak jantung terasa kencang, badan berkeringat dan nafas tersengal-sengal. perlahan-lahan, selangkah demi selangkah saya bergerak mendaki. terkadang di dahului oleh pendaki lain. suara azan Subuh berkumandang dari kejauhan, memanggil umat Islam untuk menunaikan shalat Subuh. mengingat tempat yang kurang memungkinkan, saya berharap bisa menunaikan shalat Subuh di puncak, namun apa daya setelah berusaha mempercepat langkah masih juga belum sampai di puncak. akhirnya saya memilih shalat Subuh di bawah pohon dengan posisi tempat shalat yang miring. Alhamdulillah sampai juga di puncak 1 atau yang dikenal dengan puncak kawah jero. masing-masing orang sibuk berfoto mengabadikan momen dan keindahan alam. MasyaAllah indahnya ciptaan sang Maha Pencipta alam semesta. meskipun banyak foto yang saya ambil, tapi keindahannya masih lebih nikmat disaksikan dengan lensa mata dan disimpan dalam memori ingatan.
saya ingin sekali melanjutkan ke puncak 2 (Parupuyan/GPS) namun belum sampai setengah jalan, gerimis mulai turun dan saya terpaksa kembali bergabung dengan teman-teman. saya mengenakan jas hujan dan bergegas turun ke basecamp. perjalanan turun jauh lebih menakutkan bagi saya. jalan berbatu dan licin memaksa saya untuk sangat berhati-hati dan menjaga keseimbangan tubuh agar tidak tersungkur. beberapa orang melewati jalur bekas longsoran batu-batu. saya masih takut untuk mengikuti cara mereka turun, namun karena hampir semua orang melewati jalur tersebut, saya memberanikan diri untuk berpegangan dengan pundak teman dan mengikuti rombongan, mirip main kereta-keretaan hehehhehe..... sempat terjatuh dan lecet ditangan jadi oleh-oleh yang sangat berkesan dalam perjalanan ini.
0 Comments
Setelah berhasil melalui percobaan pertama mendaki Gunung Gede, saya jadi tertarik untuk kembali mendaki gunung. kali ini saya dan teman-teman akan mendaki Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat. Kami memulai perjalanan dengan mobil dari Jakarta pada hari Jum'at, 3 Juni , sekitar jam 11 malam dan tiba dengan selamat di Gerbang Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Garut pada hari Sabtu jam 5.30 pagi. sebelum memasuki TWA Gunung Papandayan, kami harus membayar retribusi masuk untuk kendaraan dan penumpangnya. mau tau rute perjalanan yang kami lewati? sepertinya saya gak bisa ceritakan karena lebih banyak tidur selama di perjalanan hehhehehe... Jam 6 pagi, matahari telah bersinar terang, langit biru dihiasi awan putih tipis. meskipun terlihat terik, namun udaranya dingin, apalagi air nya, bbbrrrrrrr.... dingin banget. dari camp david terlihat asap putih membumbung tinggi yang keluar dari kawah Gunung Papandayan. Camp david itu adalah tempat awal pendakian, berupa lapangan luas yang bisa di pakai untuk parkir mobil, ada toko-toko penjual souvenir dan perlengkapan mendaki gunung. Sebelum memulai pendakian, kami mengisi perut terlebih dahulu dengan minuman hangat dan aneka gorengan yang tersedia di warung dekat parkir mobil. harganya masih terjangkau lah. setelah di rasa cukup kenyang dan tentunya bayar makanan ke pemilik warung, kami mulai menyandang keril dan berjalan mengikuti arah pendakian. area pertama yang harus kami lewati adalah kawah Gunung Papandayan, jalur bebatuan dan tercium bau belerang yang cukup menyengat. trek di kawah ini lumayan berliku, naik dan turun dan terkadang landai. Sinar matahari mulai terasa hangat di badan dan tak ada pohon pelindung di area ini. namun pemandangan sekitarnya yang begitu mempesona, mampu mengalihkan rasa capek selama pendakian. Setelah melewati kawah kita akan tiba di Hober Hoet, sebuah jalur persimpangan menuju Hutan Mati, namun mengingat treknya yang terjal, jalur ini di tutup untuk mendaki, hanya untuk turun. dari Hober Hoet, kami berjalan ke arah kanan menuju Lawang Angin. treknya landai mengitari bukit dengan tanah berbatu kecil. di beberapa tempat kita akan melewati jalur yang sempit dan berpohon rindang, jadi bisa istirahat sejenak untuk berteduh. MasyaAllah.... indahnya ciptaan Allah tak terlukiskan dengan kata-kata. kemegahannya luar biasa dan nikmat yang tiada tara. sulit rasanya bagi saya untuk berhenti mengabadikan keindahan pemandangan alam ini dalam lensa kamera. tak jarang saya di ingatkan oleh teman-teman agar tidak terlalu jauh tertinggal di belakang karena sibuk memotret. tak perlu kamera canggih untuk mengabadikan keindahan ini karena apapun yang di jepret, hasilnya selalu cantik dan mengagumkan. di sepanjang jalur pendakian ini ada beberapa warung penjual makanan, jadi gak usah khawatir kalo lagi laper. kami pun sempat singgah sejenak di warung makan untuk membeli gorengan dan cilok. saya sih gak nyobain cilok nya, temen-temen aja yang makan. ini sih namanya pendakian santai banget, kebanyaka berhenti buat foto-foto dan jajan di warung. kami pun tiba di Pondok Saladah sekitar jam 10.30 WIB dan segera mendirikan tenda. di area pondok saladah ada banyak warung yang menyediakan jajanan dan makanan. ada juga mushola dan banyak bilik toilet. sumber air bisa di bilang melimpah. tempat ini sangat cocok bagi pendaki pemula. gak perlu bawa banyak logistik, cukup sediakan uang untuk berbelanja kebutuhan makanan. setelah selesai makan siang dan berisitirahat di tenda, kami berjalan menuju hutan mati. Ketika menjelang waktu shalat Subuh tiba, saya dan mba Tri keluar dari tenda dan menuju toilet untuk berwudhu. udaranya dingiiiinnn banget..... bbbbrrrrrrrrr....... rasanya menggigil. saya berusaha menguatkan diri untuk berwudhu dengan air yang sangat dingin. bibir bergetar karena menggigil. bagaimanapun juga kewajiban terhadap sang Maha Pencipta harus di tunaikan. terimakasih Allah atas segala nikmat-Mu. Matahari pagi mulai menyinari bumi, semburat cahayanya terlihat bak warna keemasan. dari sini kita bisa menikmati keindahan Gunung Cikuray yang berdiri kokoh menopang bumi. kami sarapan pagi dengan minuman hangat dan beberapa gorengan, ada sosis goreng, kulit lumpia goreng (kayak pangsit goreng tanpa isi) dan nugget. makan gorengan sambil di cocol kuah bumbu gado-gado, enaknya mantap. setelah selesai sarapan, sekitar jam 6 pagi kami meninggalkan tenda beserta isinya sambil berdo'a semoga barang-barang yang kami tinggalkan tetap aman dan di jauhkan dari tangan-tangan jahil. cukup bawa barang berharga dan sebotol air minum, berjalan menuju Tegal Alun. rute yang di lewati, Pondok Saladah, Hutan Mati dan memulai trek yang lumayan menantang. pendakian menuju Tegal Alun sangat berbeda dengan pendakian dari camp david menuju pondok saladah. trek menuju Tegal alun lebih terjal dan sebagian tanahnya ada yang basah, jadi mesti hati-hati biar gak kepleset. ngos-ngos an juga sih, tapi begitu mendekati tegal alun dan menengok ke belakang, pemandangannya luar biasa indah. 1 jam berlalu dan kami akhirnya tiba di Tegal Alun, Gunung Papandayan. sebuah tanah padang luas yang dipenuhi dengan hamparan tanaman bunga edelwis, cantik...... saatnya berpose dengan si cantik Edelwis. setelah puas memanjakan mata dengan keindahan edelwis, kami kembali turun menuju hutan mati dan lanjut hingga ke tenda di pondok seladah. setibanya di tenda, kami segera mengemasi barang-barang dan melipat tenda. saatnya kembali ke base camp. Alhamdulillah hari ini cuacanya cerah, alam menghadiahi kami pemandangan yang luar biasa indah untuk di simpan dalam ingatan. perjalanan turun ke base camp terasa menyenangkan dengan ditemani udara segar pegunungan dan pemandangan indah. hampir di setiap tempat saya abadikan keindahan Taman Wisata Alam Papandayan dalam lensa kamera, namun rasanya masih kurang puas. i'm gonna miss this place and wish to come back again later.
|
Liza
Seorang perempuan biasa yang selalu ingin menambah ilmu dan pengalaman. Archives
March 2019
Categories
All
|